Pemetaan dan Penggambaran Gua Tebing Mandu Tontonan sebagai Objek Situs Wisata dan Prasejarah di Kabupaten Enrekang
Main Article Content
Abstract
Kabupaten Enrekang merupakan salah satu daerah yang terletak di bagian utara Sulawesi Selatan yang memiliki wilayah perbukitan dan pegunungan. Potensi temuan-temuan prasejarah di Enrekang diperoleh dari serangkaian kegiatan survei permukaan dengan teknik pencuplikan sampel yang menunjukkan ciri-ciri teknologi prasejarah. Temuan-temuan survey adalah lukisan cap tangan di dinding tebing karst, gua-gua dengan temuan artefak batu,tulang, tembikar dan wadah kubur dari kayu yang disebut mandu atau duni. Selain itu juga ditemukan situs megalitik di atas puncak gunung yang memiliki peninggalan seperti lumping batu, fragmen tembikar dan susunan batu yang merupakan pembatas daerah permukiman. Secara makro, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran situs-situs prasejarah dalam rangka memahami karakter budaya Enrekang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa. Enrekang memiliki diversitas budaya prasejarah yang memiliki aksesibiltas dengan sumber daya alam yang sekaligus menunjang permukiman manusia masa praneolitik hingga persentuhan budaya Austronesia sekitar 3,500 tahun yang lalu dengan pemanfaatan sumber alamnya. Kawasan situs objek wisata Tebing Mandu merupakan salah satu objek wisata sejarah di kabupaten Enrekang tepatnya di pinggir sungai mata allo kelurahan Tanete kecamtan Anggeraja kabupaten Enrekang. Tebing yang menjulang tinggi ini terbentuk secara alami di perkirakan memiliki ketinggian kurang lebih 180 meter dengan panjang 200 meter. Tebing yang berdiri kokoh ini memiliki keunikan tersendiri, dimana terdapat Tebing yang menjulang vertikal dan tegak lurus setinggi 100 meter terdapat teras untuk meletakkan peti jenazah yang mirip dengan peti (erong) yang ada di Toraja.Pada tebing Terdapat lubang panjang sekitar 50 meter di atas sungai mata allo. Di dalam lubang berjejer rapipeti mati yang terbuat dari kayu yang hampir menyerupai perahu, di dalam peti masih terdapat tengkorak-tengkorak manusia. Pada daerah menara karst di Tontonan, Kec. Anggeraja Kab. Enrekang merupakan daerah pemakaman dari para leluhur pada zaman peperangan. Sungai Tontonan yang mengalir di bawahnya menambah agung keperkasaan tebing Mandu Tontonan. Menurut cerita yang beredar, kuburan batu ini masih memiliki hubungan erat dengan manusia pertama yang mendiami pulau Sulawesi yang sekarang bermukim di Tanah Toraja. Ada yang beranggapan bahwa, makam yang nangkring di tebing ini merupakan makam leluhur orang Toraja.
Article Details
References
A, Ruslimin. 2021. Pengolahan Tomat Menjadi Kurma Tomat dengan Teknik Tradisional untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dusun Tarian. Maspul Journal Of Community Empowerment.
Akin Duli. 2012. “Budaya Keranda Erong di TanaToraja, Sulawesi, Indonesia”. Tesis DoktorUniversiti Sains Malaysia (belum terbit).
Anonim. 1981. Lontarak Enrekang. Makassar: Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
Hasanuddin. 2011. “Temuan Megalitik dan Penataan Ruang Permukiman di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan”. Walennae, 13(2), 159-168. Makassar: Balai Arkeologi.
http://www.docstoc.com/docs/14569107/SejarahPerkembangan-Pertanian) diakses tanggal 2 maret 2015.
Mahmud, Irfan. 2008. The Neolithic and The Ethnogenesis Process of Enrekang.
Austronesian in Sulawesi. Jakarta: Center for Prehistoric and Austronesian Studies, pp. 105118.
Mundardjito. 1993. Pertimbangan Ekologi dalam Penempatan Situs Masa Hindu-Buda di Daerah Yogyakarta: Kajian Arkeologi Ruang Skala Makro. Disertasi, Fakulti Sastera Universiti Indonesia.