PERILAKU TERISOLIR (STUDI KASUS PADA SISWA DI SMPN SATU ATAP 4 BONGGAKARADENG) ISOLATED BEHAVIOR (A CASE STUDY OF STUDENTS AT SMPN SATU ATAP 4 BONGGAKARADENG)
Main Article Content
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perilaku terisolir. (ii) untuk mengetahui dampak perilaku terisolir hubungan dengan teman sebaya. (iii) untuk mengetahui bentuk layanan bimbingan yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling terhadap siswa yang terisolir di SMPN Satu Atap 4 Bonggakaradeng. (iv) untuk mengetahui bentuk perubahan perilaku siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling dari guru bimbingan konseling di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa perilaku subjek adalah (i) menghindar dari teman-teman (ii) menyendiri saat melakukan kegiatan kelompok, (iii) kurang berpartisipasi dan subjek ke dua (i) menyendiri saat melakukan kegiatan (ii) melamun di dalam kelas dan malu-malu. Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku terisolir adalah faktor internal yaitu pendiam, pemalu, kurang percaya diri dan faktor eksternal yaitu ekonomi, lingkungan dan pengalaman masa kecil. Dampak perilaku terisolir yaitu hubungan sosial dengan teman sebaya kurang bagus, di jauhi oleh teman-teman kelompok, kemampuan dalam menerima materi pelajaran kurang sehingga malas mengerjakan tugas sekolah. Bentuk layanan yang diberikan oleh guru bimbingan konseling di sekolah terhadap perilaku terisolir kedua subjek adalah layanan bimbingan individual dan layanan konsultasi. Penerapan layanan bimbingan individual dan layanan konsultasi terhadap masalah siswa terisolir menunjukkan adanya perubahan peningkatan perilaku dari negatif ke arah perilaku positif.