Local Wisdom in the Era of Industrial Revolution 4.0 in the Context of Art Education

Main Article Content

Suherman Suherman
Irman Syarif
Elihami Elihami
Mohd. Melbourne

Abstract

Art Education is an educational program that uses art as a medium or a tool in the process of education and learning. Art in the context of education is used as object or focus study to achieve educational objectives that humanize human beings. This article analyzes conceptually about local wisdom discourse in the era of the Industrial Revolution 4.0  in the context of art education. The results indicated that local wisdom-based art education has an important and strategic role in cultural conservation and development projects, as well as a crucial agent in shaping human characters as that have an reciprocatively, creative, and productive attitude. Through an appreciation and creative creation activities in the implementation of art education, local wisdom in the era of the industrial revolution 4.0 can be saved and developed.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Suherman, S., Syarif, I., Elihami, E., & Melbourne, M. (2022). Local Wisdom in the Era of Industrial Revolution 4.0 in the Context of Art Education. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(2), 2035-2042. Retrieved from https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/article/view/4507
Section
Articles

References

Ayatrohaedi. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
Bahari, Nooryan. (2014). Kritik Seni: Wacana, Apresiasi, dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bresler, Liora. (2003). Harry Broudy (1905-1998). Joy A. Palmer (ed.). 50 Pemikir Pendidikan: Dari Piaget sampai Masa Sekarang. Yogyakarta: Jendela.
Chapman, L.H. (1978). Approaches to Art Education. New York: Harcourt Brace Jovanovich.
Daniah, D. (2016). Kearifan Lokal (Local Wisdom) sebagai Basis Pendidikan Karakter. Pionir: Jurnal Pendidikan, 5(2).
Dewantara, Ki Hajar. (1977). Pendidikan: Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, dan Sikap Merdeka. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Dobbs, Stephen Mark. (2003). Herbert Edward Read (1893-1968). Joy A. Palmer (ed.). 50 Pemikir Pendidikan: Dari Piaget sampai Masa Sekarang. Yogyakarta: Jendela.
Eisner, W. Elliot. (1998). The Kind of Schools We Need. Portsmouth, New Hampshire: Heinemann.
Gazali, Muhammad. (2017). Pendidikan Seni Berbasis Kearifan Lokal. Deddy Irawan (ed.). Paradigma Pendidikan Seni, Yogyakarta: Thafa Media.
Haba, John. (2007). Analisis SWOT Kearifan Lokal dalam Resolusi Konflik. Alpha Amirrachman (ed.). Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku, dan Poso. Jakarta: ICIP.
Haryatmoko. (2008). Sekolah Alat Reproduksi Kesenjangan Sosial: Analisis Kritis Pierre Bourdieu. Basis: Edisi Mei – Juni 2008. Nomor 07-08. Tahun ke-57. Hlm. 12-22.
Irawan, Deddy, (2017). Pendidikan Seni Membumikan. Deddy Irawan (ed.). Paradigma Pendidikan Seni, Yogyakarta: Thafa Media.
Jati, Wasisto Raharjo. (2011). Pembangunan Gerus Kearifan Lokal. Kompas. Edisi 20 April. Hlm. 6.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (online). Diakses tahun 2019.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru.
Mintara, Agustinus. (2001). Sekolah atau Penjara. Basis: Edisi Paulo Freire. Nomor 01-02. Tahun ke-50. Hlm. 30-39.
Pamadhi, Hajar. (2012). Pendidikan Seni: Hakikat, Kurikulum Pendidikan Seni, Habitus Seni, dan Pengajaran Seni Untuk Anak. Yogyakarta: UNY Press.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2014). Pendidikan Seni: Isu dan Paradigma. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Ambarwangi, S., & Suharto, S. (2013). Pendidikan Multikultural di Sekolah Melalui Pendidikan Seni Tradisi. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 13(1).
Sugono, Dendy, dkk. (2008). Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Suherman, S., Giyanti, S., & Anggraeni, S. P. K. (2019). Mural di Lingkungan Sekolah dalam Konteks Pendidikan Konservasi. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 9(2).
________. Pendidikan Keluarga dan Globalisasi. Koran: Go Cakrawala. Tahun 2016.
________. Pendidikan Seni dan Penyadaran. Koran: Tribun Timur. Tahun 2016.
________. (2017). Pendidikan Seni dan Penyadaran. Deddy Irawan (ed.). Paradigma Pendidikan Seni. Yogyakarta: Thafa Media.
Suherman, S., Triyanto, T., & Sunarto, S. (2017). Embodiment, Myth, and Characters’ Value Sculpture of Tau Tau at Toraja in South Sulawesi. Catharsis, 6(2), 161-173.
Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.
Sunarto & Suherman. (2017). Apresiasi Seni Rupa. Yogyakarta: Thafa Media.
Sunarto. (2017). Teori Postmodernisme Pendidikan Seni. Deddy Irawan (ed.). Paradigma Pendidikan Seni, Yogyakarta: Thafa Media.
Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2018). Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan Riset. J@ ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 13(1), 17-26.
Suyatno, S. (2016). Revitalisasi Kearifan Lokal Sebagai Identitas Bangsa di Tengah Perubahan Nilai Sosiokultural (Local Revitalization as a National Identity in the Midst of Change Socio-cultural Values). METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 4(1), 82-89.
Tjandrawinata, R. R. (2016). Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. Jurnal Medicinus, 29(1).
Topatimasang, Roem. (2013). Sekolah Itu Candu. Yogyakarta: Insist Press.
Uhrmacher, P. Bruce. (2003). Elliot Eisner (1933- …). Joy A. Palmer (ed.). 50 Pemikir Pendidikan: Dari Piaget sampai Masa Sekarang. Yogyakarta: Jendela.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ayatrohaedi. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
Bahari, Nooryan. (2014). Kritik Seni: Wacana, Apresiasi, dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bresler, Liora. (2003). Harry Broudy (1905-1998). Joy A. Palmer (ed.). 50 Pemikir Pendidikan: Dari Piaget sampai Masa Sekarang. Yogyakarta: Jendela.
Chapman, L.H. (1978). Approaches to Art Education. New York: Harcourt Brace Jovanovich.
Daniah, D. (2016). Kearifan Lokal (Local Wisdom) sebagai Basis Pendidikan Karakter. Pionir: Jurnal Pendidikan, 5(2).
Dewantara, Ki Hajar. (1977). Pendidikan: Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, dan Sikap Merdeka. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Dobbs, Stephen Mark. (2003). Herbert Edward Read (1893-1968). Joy A. Palmer (ed.). 50 Pemikir Pendidikan: Dari Piaget sampai Masa Sekarang. Yogyakarta: Jendela.
Eisner, W. Elliot. (1998). The Kind of Schools We Need. Portsmouth, New Hampshire: Heinemann.
Gazali, Muhammad. (2017). Pendidikan Seni Berbasis Kearifan Lokal. Deddy Irawan (ed.). Paradigma Pendidikan Seni, Yogyakarta: Thafa Media.
Haba, John. (2007). Analisis SWOT Kearifan Lokal dalam Resolusi Konflik. Alpha Amirrachman (ed.). Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku, dan Poso. Jakarta: ICIP.
Haryatmoko. (2008). Sekolah Alat Reproduksi Kesenjangan Sosial: Analisis Kritis Pierre Bourdieu. Basis: Edisi Mei – Juni 2008. Nomor 07-08. Tahun ke-57. Hlm. 12-22.
Irawan, Deddy, (2017). Pendidikan Seni Membumikan. Deddy Irawan (ed.). Paradigma Pendidikan Seni, Yogyakarta: Thafa Media.
Jati, Wasisto Raharjo. (2011). Pembangunan Gerus Kearifan Lokal. Kompas. Edisi 20 April. Hlm. 6.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (online). Diakses tahun 2019.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru.
Mintara, Agustinus. (2001). Sekolah atau Penjara. Basis: Edisi Paulo Freire. Nomor 01-02. Tahun ke-50. Hlm. 30-39.
Pamadhi, Hajar. (2012). Pendidikan Seni: Hakikat, Kurikulum Pendidikan Seni, Habitus Seni, dan Pengajaran Seni Untuk Anak. Yogyakarta: UNY Press.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2014). Pendidikan Seni: Isu dan Paradigma. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Ambarwangi, S., & Suharto, S. (2013). Pendidikan Multikultural di Sekolah Melalui Pendidikan Seni Tradisi. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 13(1).
Sugono, Dendy, dkk. (2008). Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Suherman, S., Giyanti, S., & Anggraeni, S. P. K. (2019). Mural di Lingkungan Sekolah dalam Konteks Pendidikan Konservasi. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 9(2).
________. Pendidikan Keluarga dan Globalisasi. Koran: Go Cakrawala. Tahun 2016.
________. Pendidikan Seni dan Penyadaran. Koran: Tribun Timur. Tahun 2016.
________. (2017). Pendidikan Seni dan Penyadaran. Deddy Irawan (ed.). Paradigma Pendidikan Seni. Yogyakarta: Thafa Media.
Suherman, S., Triyanto, T., & Sunarto, S. (2017). Embodiment, Myth, and Characters’ Value Sculpture of Tau Tau at Toraja in South Sulawesi. Catharsis, 6(2), 161-173.
Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.
Sunarto & Suherman. (2017). Apresiasi Seni Rupa. Yogyakarta: Thafa Media.
Sunarto. (2017). Teori Postmodernisme Pendidikan Seni. Deddy Irawan (ed.). Paradigma Pendidikan Seni, Yogyakarta: Thafa Media.
Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2018). Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan Riset. J@ ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 13(1), 17-26.
Suyatno, S. (2016). Revitalisasi Kearifan Lokal Sebagai Identitas Bangsa di Tengah Perubahan Nilai Sosiokultural (Local Revitalization as a National Identity in the Midst of Change Socio-cultural Values). METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 4(1), 82-89.
Tjandrawinata, R. R. (2016). Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. Jurnal Medicinus, 29(1).
Topatimasang, Roem. (2013). Sekolah Itu Candu. Yogyakarta: Insist Press.
Uhrmacher, P. Bruce. (2003). Elliot Eisner (1933- …). Joy A. Palmer (ed.). 50 Pemikir Pendidikan: Dari Piaget sampai Masa Sekarang. Yogyakarta: Jendela.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.